Propolis sangat menarik minat para peneliti pada beberapa dekade terakhir kerena memiliki sifat biologis dan farmakoilogi seperti immunomodulator, anti tumor, anti mikroba, anti peradangan, dan anti oksidan. Pendekatan metode ethnopharmacologikal yang mengkombinasikan metode kimia dan biologis dapat mengarahkan penggunaan profolis pada industri farmakologi .
Propolis ternyata bukan merupakan temuan baru, penggunan propolis telah dilakukan pada zaman prasejarah, sekitar 300 sm yang lalu. propolis digunakan sebagai obat dan popular di berbagai belahan dunia. Mesir, Yunani, dan Roma telah menggunakan propolis untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seerti luka di kulit karena propols memiliki agen anti inflamasi yang dapat menyembuhkan luka dan bisul. mesir kuno menggunakan propolis untuk mengawetkan mayat dan digunakan selama perang boer untuk mengobati luka. Walau penggunaannya untuk pengobatan masih berlanjut sampai sekarang namun penelitian tentang sifat biologi dari propolis baru menarik perhatian ilmuan beberapa tahun belakangan ini.