Subscribe:

Ads 468x60px

sedang melaut

Kamis, 27 Oktober 2011

Biosintesis hormon steroid

Berdasarkan target organnya, hormone steroid terbagi menjadi dua sub kelompok yakni hormone seksual termasuk hormone progestasional (progestin dan estrogen) dan hormone adrenal. Kedua kelompok tersebut berasal dari kolesterol yang mempunyai struktur dasar siklopentanoperhidrofenantren. Struktur kerangka C-27 pada kolesterol berasal dari Acetil-CoA yang telah mengalami serangkaian peristiwa sebagai berikut : diawali dari pembentukan asestat menjadi mevalonat yang membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase kemudian diubah menjadi squalene dilanjutkan dengan lanosterol. Selanjutnya, lanosterol akan diubah menjadi kolesterol sebagai produk intermediate dengan mengambil tiga gugus karbon. Selai sebagai precursor hormone steroid, kolesterol yang banyak terdapat di membrane sel juga merupakan salah satu komponen bagi kelangsungan hidup sel.

Rabu, 26 Oktober 2011

stress pada ikan

Stres pada ikan merupakan proses yang sangat kompleks. Terdapat banyak misteri yang mengelilingi penyebab stress pada ikan dan masih banyak konsep tentang stress yang belum jelas. Hampir semua pengetahuan tentang stress ikan berdasarkan hasil penelitian pada ikan-ikan komersial dan masih berkutat pada hal-hal yang sangat mendasar. Ketika publik berbicara tentang stress, selalu tentang tekanan mental dan emosi, namun ternyata stress merupakan konsekuensi dari aktivitas biokimia dan physiologi. Stress menyebabkan respon internal hormon yang sama terhadap semua hewan vertebrata termasuk ikan. Lalu apa sebenarnya stress itu, apakah mudah untuk didefinisikan? Pertama. Kita harus membedakan antara sumber stress. Yang merujuk pada penyebab stress dan reaksi internal yang menyebabkannya. Definisi sederhana stress pada ikan dapat menyebabkan stimulus yang dibutuhkan untuk respon physiologi oleh hewan dan upaya untuk beradaptasi dengan rangsangan tersebut.
Stres dapat digambarkan sebagai respon fisiologis

Jumat, 21 Oktober 2011

Produksi perikanan aquakultur global

Produksi perikanan budidaya dunia terus mengalami pertumbuhan dan merupakan sektor penting untuk memproduksi makanan berprotein tinggi. Produksi global akuakultur untuk konsumsi manusia seperti finfish, krustacea, molusca dan binatang air lainnya mencapai 52,5 juta ton pada tahun 2008. Kontribusi perikanan budidaya terhadap total produksi perikanan tangkap terus tumbuh, naik dari 34,5 persen pada tahun 2006 menjadi 36,9 persen pada tahun 2008. Selama periode 1970-2008 produksi akuakultur mengalami peningkatan rata-rata 8,3 persen, sedangkan penduduk dunia tumbuh rata-rata 1,6 persen per tahun. Perkembangan sektor akuakultur di seluruh dunia dibandingkan dengan ekspansi populasi global dapat diketahui bahwa rata-rata per kapita suplai ikan konsumsi hasil budidaya meningkat sepuluh kali lipat, dari 0,7 kg pada 1970-7,8 kg pada tahun 2008, pada tingkat rata-rata 6,6 persen per tahun.

Selasa, 18 Oktober 2011

fase perkembangan ikan

Proses perkembangan ikan mulai dari telur sampai dewasa telah banyak dibahas. Berbagai terminasi dimunculkan untuk membagi fase fase dalam perubahan siklus ikan. Dari beberapa publikasi terdapat berbagai kategori dan istilah yang berbeda dari beberapa peneliti. Sejak 60 tahun ada terlalu banyak variasi dalam terminologi yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan ontogenesis awal ikan. Perbedaan menghalangi perbandingan apapun dari fase perkembangan berikutnya. Serupa pengamatan dilakukan tiga puluh tahun kemudian , yang ditemukan dalam literatur tentang enam puluh istilah yang berbeda menggambarkan periode dan fase-fase pembangunan antara penetasan ikan dan seksual kedewasaan. Embrio Awal perkembangan dimulai saat pembuahan (fertilisasi) sebuah sel telur oleh sel sperma yang membentuk zygot (zygot). Gametogenesis merupakan fase akhir perkembangan individu dan persiapan untuk generasi berikutnya. Proses perkembangan yang berlangsung dari gametogenesis sampai dengan membentuk zygot disebut progenesis. Proses selanjutnya disebut embriogenesis (blastogene) yang mencakup pembelahan sel zygot (cleavage), blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Proses selanjutnya adalah organogenesis , yaitu pembentukan alat-alat (organ) tubuh. Embriologi mencakup proses perkembangan setelah fertilisasi sampai dengan organogenesis sebelum menetas atau lahir.
Cleavage yaitu tahapan proses pembelahan sel. Proses ini berjalan teratur dan berakhir hingga mencapai balastulasi.

Fenotip dan genotip warna ikan nila

Perkembangan budidaya ikan nila dimulai pada tahun 1969 sejak dimasukkan pertama kali dari Taiwan. Dalam rangka peningkatan produktivitas budidaya ikan nila serta penyediaan sumber genetik baru, pada tahun 1981 Indonesia kembali mengintroduksi ikan nila dari Thailand dengan nama red NIFI (National Inland Fishery Institute). Karena perkembangan ikan nila belum memenuhi target produksi yang diharapkan, maka pada tahun 1995 ikan nila GIFT (Genetic improvement of Farmed Tilapia) generasi ke 3 dari Filipina kembali diintroduksikan ke Indonesia melalui Balai Penelitian Air Tawar. Pada tahun 1997 kembali didatangkan ikan nila GIFT generasi ke 6 yang lebih unggul daripada generasi sebelumnya. Penyebaran ikan nila sangat cepat didukung dengan kecepatannya bereproduksi dan memiliki kemampuan yang baik untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru sehingga ikan ini mudah menyebar dan menjadi primadona perikanan tawar. Dampak negatifnya adalah terjadinya silang dalam yang berakibat pada menurunya kualitas genetik ikan sehingga menyebabkan menurunnya performa baik pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit maupun kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

awal perkembangan lobster

Lobster adalah salah satu arthropoda bertubuh besar dan oranisme laut yang modern dan mampu hidup dalam jangka waktu yang lama. Secara ekologis sangat penting karena berperan sebagai konsumen ekosistem laut baik di daerah beriklim sedang maupun di wilayah tropis. Di beberapa bagian di dunia, lobster merupakan komoditas utama pendukung perikanan komersial yang penting. Karena sangat dipengaruhi oleh proses demografi seperti kelangsungan hidup, reproduksi dan pergerakan, maka pemahaman proses pertumbuhan merupakan kunci untuk memahami dinamika poplasi, ekologi dan manajemen yang berkelanjutan . Pertumbuhan lobster dapat sangat bervariasi, yang mencerminkan efek perubahan kuantum terkait dengan moulting dan probabilitas distribusi peningkatan ukuran tubuh. Fokus terakhir perkembangan pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan bagaimana untuk memasukkan variabilitas dalam dinamika populasi pemodelan untukmeningkatkan kemampuan kita untuk menilai dan menduga tren populasi.
Gambar 1. Pola pertumbuhan lobster Homarus americanus yang dibudidayakan, menggambarkan variabilitas pola pertumbuhan.

NAUFAL BIRUNI NAWAWI

LAHIR PADA TANGGAL 27 JULI 2011, DI AWAL PAGI YANG CERAH, MENGGEMBIRAKAN KAMI YANG MENUNGGUNYA SMOGA MENJADI PENCERAH DAN PENYEMANGAT TUK KEBAIKAN BAGI KELUArGA. AMIN